Jumat, 04 Juni 2010

Apakah Saya Menikah Dengan Orang Yang Tepat ?

Artikel dari tulisan teman ................

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seorang audience wanita tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "bagaimana saya tahu kalau saya menikah dengan orang yang tepat?". Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk disebelahnya, jadi saya menjawab "Ya,.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami Anda?". Dengan serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?".
"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini." Inilah jawabannya:

Setiap ikatan memiliki siklus. Pada saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda. Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya dan begitu menyukai perubahan-perubahan sikapnya yang bersemangat, begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu spontan. Nggak perlu berbuat apapun, makanya dikatakan "Jatuh Cinta" !
Orang yang sedang mabuk kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta". Bayangkan ekspresi tersebut, seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu sesautu datang dan terjadi begitu saja pada anda.

Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan. Tapi, setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar, perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.Perlahan tapi pasti, telepon darinya menjadi hal yang merepotkan, belaiannya nggak selalu diharapkan, dan sikap-sikapnya yang bersemangat bukan jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang ada.

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu, namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan mendapati perbedaan yang dramatis, antara tahap awal ikatan pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan pada tahap-tahap selanjutnya. Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai muncul, baik dari anda maupun dari pasangan anda, atau dari keduanya. (Nah lhooo ...).

Dan ketika anda dan pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi, anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia cinta itu dengan orang lain. Dan ketika pernikahan itu kandas? Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidak bahagiaan itu dan mencari pelampiasan diluar. Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini. Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.
Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobbynya, pertemanannya, nonton TV sampai TV nya bosan ditonton, ataupun hal-hal yang menyolok lainnya.
Tapi tahu nggak? bahwa jawaban atas dilema ini nggak ada diluar, justru jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri.

Selingkuh? Ya, mungkin itu jawabannya. Saya tidak mengatakan bahwa anda tidak boleh atau tidak bisa selingkuh, anda bisa. Bisa saja atau boleh saja anda selingkuh, dan saat itu anda akan merasakan lebih baik, tapi ini bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun ada akan mengalami kondisi yang sama (seperti pada kondisi perkawinan anda sebelumnya).
Perselingkuhan yang yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernah anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah. Tetapi seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang, itulah SIKLUS.

Karena (pahamilah dengan seksama hal ini) ...
Kunci sukses pernikahan bukanlah menemukan orang yang tepat, namun kuncinya adalah bagaimana belajar mencintai orang yang anda temukan dan terus menerus.
Cinta bukanlah hal yang pasif ataupun pengalaman spontan, cinta tidak akan pernah begitu saja terjadi. Kita tidak akan bisa menemukan cinta yang selamanya, kita harus mengusahakannya dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta", karena cinta itu butuh waktu, usaha dan energi, dan yang paling penting cinta itu butuh sikap BIJAK. Kita harus tahu benar apa yang harus dilakukan agar rumah tangga berjalan dengan baik.
Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini. Cinta bukanlah MISTERI.
Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan dengan lancar. Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya gravitasi), dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya. Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat, BEBERAPA KEBIASAAN dalam rumah tangga juga dapat membuat rumah tangga itu menjadi lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab akibat.

Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentu kita bisa MEMBUAT CINTA bukan JATUH CINTA. Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah KEPUTUSAN dan bukan PERASAAN.
Cintailah pasangan anda, seperti anda ingin dicintai olehnya.
Setialah pada pasangan seperti anda ingin mendapatkan kesetiaannya.

Tidak ada komentar: