Rabu, 20 Februari 2008

Saya Ingin Menemukan Hati Itu Kembali.....

Sudah sangat lama saya tidak menitikkan air mata. Mengapa hari ini saya ingin melakukannya? Masihkah kamu seseorang bersuara lantang itu? Kemana gerangan ketegaran dirimu pergi? Saya tidak tahu. Saya...Tidak...Tahu. Yang saya tahu, dada saya tidak kuasa lagi menahan gejolak. Aneh, telinga saya mendengar suara seseorang yang tengah terisak. Terisak merasakan perih karena ketidak berdayaannya menjalani apa yang sudah menjadi pilihan hidupnya. Tak kuasa hati mendengarnya menangis meratapi pedihnya hidup dengan seseorang yaang tidak dia cintai, tetapi berusaha ingin ia cintai.

Ingin rasanya memeluknya untuk memberi rasa nyaman untuk menegarkannya. Perih yang ia rasakan karena berusaha mencintai orang yang tidak bisa membalas perhatian, senyuman, kelembutan hatinya. Bingung rasanya bagaimana bisa dia dulu memutuskan untuk hidup bersama pria itu. Pria yang menurutnya tak pernah bisa mengisi hatinya walau ia coba untuk menerimanya apa adanya dan berusaha untuk menyintainya dengan sepenuh hati. Bagaimana bisa pria yang telah memberikannya buah hati yang menjadi pelipur lara dan pengisi relung hatinya tidak mampu untuk dicintainya secara utuh.

Selidik punya selidik dari ceritanya ternyata laki-laki itu tidak pernah mau berubah dan masih seperti pria2 yang belum menikah. dunia pria itu masih seputar teman dan temannya saja, waktu luangnya hanya dihabiskan untuk bertemu teman2nya, dan menjalankan hobynya seperti musyik dan bermain game. Apalagi jika wikend tiba, yang ia pedulikan hanyalah waktu untuk dirinya sendiri, pulang kerumah hanyalah untuk mengisi rutinitas belaka bangun siang hari, bermain dengan buah hati mereka sebentar sementara istrinya sibuk di dapur, membersihkan rumah dan melakukan pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan oleh kaum pria, memotong rumput mencuci mobil..dan ketika ia sedang mengerjakan semuanya sang suami berteriak memanggilnya untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan sang suami, suaminya memanggil hanya untuk membuatkan susu untuk anak mereka atau membersihkan kotoran si anak dan menyuapi anak mereka, sementara si suami asyik bermain gitar ato main game, sama sekali nga punya toleransi untuk meakukan pekerjaan rumah tangga. Padahal mereka sama2 bekerja. Suaminya tidak pernah peduli mau rumah iru bocor, engsel pintu copot, parit buangan rumah buntu, rumah ada tikus ato kecoa, halaman kotor, mobil & motor kotor atau rusak, yang ia tahu dia dapat tidur nyaman, makan enak dan tinggal dirumah untuk libur dan dilayani oleh sang istri sebagaimana biasanya.

Teman saya bilang ia capek harus terus memberi perhatian yang lebih untuk suami sementara ia sendiri ingin diperhatikan, manakala ia sakit suami tak pernah ada dan tak pernah tahu malah kadang sang suami adalah penyebab sakitnya karena keegoisan sang suami kadang membuat teman saya itu jadi kebawa fikiran yang akhirnya membuatnya jadi terserang asma, giliran suami yang sakit ia berusaha melayani dengan sebaik2nya. Ulang tahun teman saya pun suaminya tak ingat, bukan kado yang diharap tapi ucapan kecil atau perhatian saja yang diinginkan teman saya itu. Lainnya lagi ketika habis menemani istrinya belanja ia selalu ngomel padahal sebelumnya teman saya sudah menanyakan apakah mau menemaninya berbelanja dan jalan2 dengan anak mereka, sampai dirumah turun dari mobil dia hanya membawa kunci mobil saja, sementara teman saya menurunkan anak mereka kemudian memberesi mobil dari belanjaan mereka yang bisa dibilang beratlah untuk ukuran wanita, ketika meminta bantuan suaminya si suami langsung memanggil saudara teman saya yang kebetulan ikut tinggal dirumahnya. Sayapun langsung mengelus dada ketika mendengarnya. Teman saya pernah mengajak berbicara suaminya yang ada hanyalah amarah sang suami atau janji2 sang suami yang mau berubah tetapi setelah 1 bulan kemudian ia kembali lagi ketabiat awal. Capek hati kata teman saya memberi masukan dan memberi wacana untuk suaminya agar mau sedikit berubah. Sampai terkadang tidak dengan sepenuh hati dia, jika melayani suaminya.

Pertanyaanpun mulai ia lontarkan ke saya sambil tersedu, salahkah jika ia menginginkan perhatian, kasih sayang dan sedikit toleransi dari suaminya. Sampai kapan suaminya akan terus begitu. Benarkah Imam seperti ini yang harus terus dia ikuti..saya bingung untuk menjawabnya, saya hanya bilang wajar jika istri mendambakan hal serupa dari suaminya. saya coba menyarankan agar dia berbicara dengan orang tuanya atau mertuanya. Ia jawab ia tak berani untuk bercerita kepada orangtua, karena menikah dengan suaminya adalah ibadah yang menjadi pilihannya, karena ketika disodorkan banyak pria sebagai calon suami inilah yang ia pilih untuk menjadi suaminya. Kalau ke mertua ia tak berani.

Ingin ikut menangis saya bersamamu teman. Aduh sayang bersabarlah.........
Kau yang biasanya selalu memberi saya masukan, kau yang biasanya menjadi tempatku mengadu, sekarang malah kebalikannya, saya tidak berani berkata-kata panjang karena pengalaman saya belum banyak soal ini. saya juga takut nantinya saran saya bukan membawa kebaikan untukmu. Teman sematkanlah suami dan anakmu selalu di Hatimu. Cobalah untuk mengadu kepada-NYA, ceritalah kepada-NYA, mohon petunjuk-NYA dan mintalah diberi kekuatan OLEHNYA agar dirimu tabah dan kuat menjalaninya. Mencoba mencintainya dengan sepenuh hati. Dan Kemudian dia berkata : Saya sangat ingin sekali Menemukan Hati Itu Kembali.....

Sebelum saya pulang, saya sempat bertanya kepadanya Can I Publish your story in My Blog, lalu dia berkata of course, saya mau ada yang bisa membantu saya dari masalah ini.

Jumat, 15 Februari 2008

Daffa 20 Bulan

 

Ini Daffa lagi coba Rompi pelampung sebelum renang

 

Main Bola yuk

 

Horeeeeeee Bolanya Banyak Banget........

 

Ih...Mimi Daffa giginya Grupil ya....

Gambar2 Daffa diatas adalah pose dia sekarang, di usia yang 20 bulan Daffa klo di foto dah mulai fokus, selain itu kadang2 rada Gifo, mungkin turunan uminya kaleee.Daffa sekarang dah tambah pinter selain kosakatanya yang kian nambah dia juga dah mulai pinter berekspresi kayak klo dikasih sesuatu kayak coklat dia bakal teriak2 Hore...hore...hore..., dah githu suka sengaja jatuhin barang sambil teriak2 aduh tatuh, atau bilang aduh tatit.

Untuk nama2 binatang daffa kadang2 selalu kehilangan huruf akhir kata2nya kayak ngucapin ayam jadi aya, kucing jadi tuci, tikus jadi titus, cicak jadi cica, burung jadi buyu, ikan jadi ithan, semut cadi cemu, ulat jadi uya,Fox jadi fo' kecuali gajah yang sangat2 jelas dia spell G A J A H. Padahal ngajarinnya ya juga sama tapi kok pasti jadinya kurang ya..Bingung umi kok dikorupsi ya jadinya.

Senengnya nyanyi Burung kakak tua yang bisanya cuma Kata akhirnya aja. Kayak Bur...yu, ka..kak, tu..a, hing...ga'..dijende....la. Tapi lumayan lah dah mo nyanyi.. Hobbynya dancing ma nyanyi dengan bahasa dia, selain itu Daffa juga hoby mainin alat musyik kayak Gitar ma drum (this is the favorite for him), pokoknya klo dah pegang alat musik ini yg lain bakal lewat ma dia. Daffa juga dah bisa bilang mo aem ato num klo pas lagi maem dia haus pasti deh dia bilang mo num, begitu juga sebaliknya.

Cuma makin besar Daffa kok makin pemalu and takut ya..terutama dengan suasana baru dan orang2 baru yang berjenis kelamin laki2, klo sama yang perempuan biasanya nga terlalu parah, coba komunitas pas lagi ngumpul2 itu cowok, udah deh bakal silent mute dia, reaksinya agak lama min 1.5 jam baru dia mo berinteraksi (normal nga sih)....

Daffa doyan banget ma seafood dari pada dikasih ayam dia lebih milih ikan, udang ato kepiting, klo gado kepiting dia hobbie banget sampe2 kita yang takut jangan2 ntar kebanyakan and jadinya malah alergi kayak ponakan umi Fathan. Umi tiap hari jadi seneng buat ngasih makan daffa abis hampir nga pernah nolak, mudah2an seterusnya tetep githu ya sayang....
Posted by Picasa

Kamis, 14 Februari 2008

Kisah Sepotong Kue

Dikutip dari seorang teman...................

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.
Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya , ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam.
Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu.

Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!".
Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu.
Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.
Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir : "Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih".
Belum pernah rasanya ia begitu kesal.
Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang.

Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih".
Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya !!!
Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati.
Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih.
Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu !


Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi.
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang selalu salah
Orang lainlah yang patut disingkirkan
Orang lainlah yang tak tahu diri
Orang lainlah yang berdosa
Orang lainlah yang selalu bikin masalah
Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran
Padahal
Kita sendiri yang mencuri kue tadi
Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.

Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain .
Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

Jumat, 08 Februari 2008

Bila hati tlah luka, terkoyak bathin nelangsa...
Bila cinta mulai terkikis karena rasa nestapa
berjalan diri menelusuri sepi, rindu akan buaian cinta
yang tak kunjung datang kembali
Kemanakah harus mencari asa bila semuanya sudah tak pasti
Letih hati menahan lara
Menjalani kehidupan dengan peluh tak terperi
Gamang seorang diri tanpa bantuan malaikat hati
Sibuk mencari seseorang ntuk dijadikan pijakan diri

Goyah hati tak kan kembali, sakit hati sudah tak terperi
Jalani semua dengan gamang tak tahu mau diapakan lagi...
Hilang arah, pegangan jiwa..hanya pada-Nya memohon hati
Bersimpuh jiwa keharibaan-Nya
Meminta petunjuk hati, guna ntuk trus jalani hidup
Hanya permata hati penghapus lara, mampu banngkitkan jiwa dari kekosongan hati
Mulai menyusun hari tuk hadapi sesuatu yang belum pasti
Menyongsong hari tuk permata hati

Masih mencoba Menata hati ntuk mulai bangkit hadapi keterpurukan diri
Masih adakah secuil harapan..ntuk hadapi semuanya dengan berani
Masih Bisakah memulai Asa lagi, pada hati yang tak pasti
Masih haruskah dipertahankan bila hati telah pergi
Masih sanggupkah ntuk lalui semuanya tanpa belahan jiwa.........

Sabtu, 02 Februari 2008

Cuti ngeblog dulu Ye

Mohon maaf temen-temen semua, karena kesibukan dan dinas luar kota Umi dan Daffa nga bisa mampir ke blogs lain nih, trus lom sempet update. Abis kemarin prepare acara pisah sambut GM NO Kalimantan trus sekarang disambung lagi prepare RAKOR yang kebetulan kota yang di pilih ma Boss baru adalah Banjarmasin, otomatis umi turut serta kesana, so for a while ngeblogsnya musti libur. Selain itu file foto yang untuk updatetan ikut raip bareng PC umi yang sekarang sedang sakit. Mo nga mau update blogsnya di tunda dulu. Mudah2an minggu depan PC-nya dah sembuh and bisa ngeblogs lagi. Miss u all.............